Perpisahan Ini Memang "Pahit", Henry...
Jayadih |
Caroline Damanik |
Kamis, 16 Februari 2012 | 15:42 WIB
Daylife/Reuters
Pemain
AC Milan, Zlatan Ibrahimovic (kanan) dan pemain Arsenal, Thierry Henry,
meninggalkan lapangan setelah laga leg pertama babak 16 besar Liga
Champions berakhir di Stadion Giuseppe Meazza di Milan, Rabu
(15/2/2012).
TERKAIT
MILAN, KOMPAS.com
- Bagi banyak orang, perpisahan merupakan momen yang tak mengenakkan.
Untuk waktu yang cukup lama, kita tak akan bersama dengan sesuatu atau
seseorang yang kita cintai. Bagi Thierry Henry, pahitnya perpisahan
dirasakannya pula pascalaga Arsenal versus AC Milan di leg pertama babak16 besar Liga Champions di Stadion Giuseppe Meazza, Rabu (15/2/2012).
Tetapi ini bukan sekedar soal momen terakhirnya bersama Arsenal. Perpisahan kali ini sangat terasa pahitnya ketika tim berjuluk "The Gunners" itu disikat 0-4 oleh "I Rossoneri" pada laga terakhirnya sebelum pulang ke klub asalnya, New York Red Bulls, yang akan memulai musim Major League Soccer (MLS).
Manajer AC Milan, Massimilliano Allegri, tak main-main dengan ambisinya sebelum pertandingan. Dia ingin memberi kado perpisahan "terburuk" kepada pemain yang dijuluki "King Henry" itu oleh para publik Emirates saat masih berstatus pemain Arsenal.
Henry yang masuk untuk menggantikan Theo Walcott di babak kedua tak bisa mencetak satu pun gol dalam laga ini, seperti yang terakhir dilakukannya di laga terakhir bersama Arsenal saat menghadapi Sunderland di Premier League. Kali ini, dia dipaksa rela melihat klub yang membesarkan namanya dibobol empat gol tanpa balas.
Tak semanis "comeback"
Henry harus tegar menerima kenyataan pahit ini meski dia banyak memberikan nuansa baru bagi permainan Arsenal di masa awal bergabung. Kehadirannya kembali, meski berstatus pinjaman, di Arsenal membuat tim makin tajam. Selama dua bulan dipinjam, Henry banyak menciptakan kenangan manis.
Dia telah membuat "comeback" yang luar biasa mulai dari bangku cadangan. Pemain berusia 34 tahun ini berhasil membawa Arsenal unggul 1-0 atas Leeds United pada putaran ketiga 3 piala FA di puluhan ribu fanatik "The Gunners" padahal belum sampai sepuluh menit bermain.
Pemain yang besar di Arsenal sejak 1999-2007 ini juga membuat kado perpisahan yang begitu manis di ajang Premier League. Golnya menjadi penentu kemenangan Arsenal atas Sunderland dengan skor 2-1. Gol di masa injury time babak kedua itu mengubur harapan publik Sunderland untuk memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka dalam lima pertandingan terakhir.
Sayangnya, dia tak mampu meneruskan kenangan manis itu hingga akhir. Dia malah harus menerima pil pahit karena harus kembali melihat pejaga gawang Arsenal, Wojciech Szczesny memungut bola dari gawang untuk kedua kalinya.
Ini merupakan kado penutup terburuk bagi Henry. Pahitnya perpisahan dan kenyataan yang pahit membuatnya harus mengakui bahwa perpisahan ini memang pahit, Henry...
Tetapi ini bukan sekedar soal momen terakhirnya bersama Arsenal. Perpisahan kali ini sangat terasa pahitnya ketika tim berjuluk "The Gunners" itu disikat 0-4 oleh "I Rossoneri" pada laga terakhirnya sebelum pulang ke klub asalnya, New York Red Bulls, yang akan memulai musim Major League Soccer (MLS).
Manajer AC Milan, Massimilliano Allegri, tak main-main dengan ambisinya sebelum pertandingan. Dia ingin memberi kado perpisahan "terburuk" kepada pemain yang dijuluki "King Henry" itu oleh para publik Emirates saat masih berstatus pemain Arsenal.
Henry yang masuk untuk menggantikan Theo Walcott di babak kedua tak bisa mencetak satu pun gol dalam laga ini, seperti yang terakhir dilakukannya di laga terakhir bersama Arsenal saat menghadapi Sunderland di Premier League. Kali ini, dia dipaksa rela melihat klub yang membesarkan namanya dibobol empat gol tanpa balas.
Tak semanis "comeback"
Henry harus tegar menerima kenyataan pahit ini meski dia banyak memberikan nuansa baru bagi permainan Arsenal di masa awal bergabung. Kehadirannya kembali, meski berstatus pinjaman, di Arsenal membuat tim makin tajam. Selama dua bulan dipinjam, Henry banyak menciptakan kenangan manis.
Dia telah membuat "comeback" yang luar biasa mulai dari bangku cadangan. Pemain berusia 34 tahun ini berhasil membawa Arsenal unggul 1-0 atas Leeds United pada putaran ketiga 3 piala FA di puluhan ribu fanatik "The Gunners" padahal belum sampai sepuluh menit bermain.
Pemain yang besar di Arsenal sejak 1999-2007 ini juga membuat kado perpisahan yang begitu manis di ajang Premier League. Golnya menjadi penentu kemenangan Arsenal atas Sunderland dengan skor 2-1. Gol di masa injury time babak kedua itu mengubur harapan publik Sunderland untuk memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka dalam lima pertandingan terakhir.
Sayangnya, dia tak mampu meneruskan kenangan manis itu hingga akhir. Dia malah harus menerima pil pahit karena harus kembali melihat pejaga gawang Arsenal, Wojciech Szczesny memungut bola dari gawang untuk kedua kalinya.
Ini merupakan kado penutup terburuk bagi Henry. Pahitnya perpisahan dan kenyataan yang pahit membuatnya harus mengakui bahwa perpisahan ini memang pahit, Henry...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar